Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2N9GQ0r4y

December 23, 2014

"Skripsi, Oh Skripsi!" Kata Mahasiswa Tingkat Akhir

Malam ini saya tidak bisa tidur. Entah kenapa? Mungkin karena kemarin sore, menjelang malam saya tidur dan bangun sekitar pukul 9 malam. Nafsu ingin ngopi bersama teman pun muncul. Saya memang orang yang hobi banget minum kopi (mungkin hal ini yang membuat saya sering tidur tidak teratur. Hehehe…). Saya sms teman saya dan akhirnya kita sepakat untuk ngopi di Warkop Mbambes, daerah Landungsari, Kota Malang. Jam 10 malam saya berangkat bersama Fia, gadis yang selalu di samping saya untuk menghabiskan waktu bersama. Tak berapa lama kemudian, Bhagas dan Alfian datang menyusul kami. Kami berempat ngopi (ngobrol pintar), hingga  akhirnya saya pamit pulang karena merasa mengantuk. Selain itu karena Fia seorang perempuan dan tidak begitu pantas jika pulang terlalu larut.



Sesampainya di kost (UKM MP UB), saya mencoba untuk tidur karena hawa yang cukup dingin di Kota Malang saat ini. Saat tubuh ini merebah di kasur tipis tanpa ranjang, entah kenapa sangat sulit untuk menghilangkan kesadaran ini. Mata yang terpejam kembali memaksa untuk terbuka. Saya lihat sekeliling, Mas Novan (senior sekamar) sudah tidur dengan lelapnya. Roni (junior) masih terjaga menonton film di televisi yang aku belum tahu apa judulnya. Malam itu, Roni berencana tidur di UKM juga.

Aku coba saja membuka laptop, membuka folder film yang aku simpan, memilih film mana yang hendak aku pilih sebagai pengantar tidur. Dan pilihan jatuh pada film The Boxtrolls (2014), film kartun 3D yang sepertinya bagus dan lucu. Namun, hingga film yang aku tonton sudah mulai memasuki bagian akhir, mata ini juga belum ingin terlelap. Saya berpikir, selain karena sudah tidur sore, saya terjaga dan belum ngantuk karena minum KSTG (kopi susu tanpa gula) yang aku pesan di warkop semalam.

Sekitar pukul 2 pagi tadi, saya matikan laptop dan mencoba untuk terlelap. Suara televisi yang selalu menyala aku kurangi volumenya, aku mulai merebahkan tubuh ini, memejamkan mata sambil membaca do’a sebelum tidur. Tapi, apa yang aku tunggu masih saja belum muncul, yaitu rasa ngantuk yang akan membawa saya pada alam mimpi. Tetap saja aku memejamkan mata, tetap pada tujuan agar cepat tidur. Tiba-tiba saja saya merasa sedih, takut, bingung dan gelisah karena ada hal yang seketika masuk ke dalam pikiran saya. SKRIPSI! Iya, hal itu adalah skripsi yang tak kunjung ada progress dari semester lalu.



Sekarang ini, saya sebagai mahasiswa yang sudah memasuki tingkat 5, yaitu semester 9. Dan yang lebih parah lagi, saat ini masuk dalam minggu terakhir perkuliahan dan akan memasuki UAS (Ujian Akhir Semester) di semester 9. Tau apa artinya? Artinya sebentar lagi akan memasuki semester 10! WTF! Damn!

Hal inilah yang tiba-tiba saja memasuki pikiran saya. Saya merasa takut karena sebentar lagi akan  berganti semester dan TA saya masih belum ada perkembangan. Sejauh mana? Bisa dikatakan masih jauh sekali karena hingga saat ini saya belum juga mengajukan proposal Tugas Akhir. Itulah alasan akut merasa takut karena pikiran ini. Tak hanya itu, saya juga merasa bingung. Kenapa saya merasa bingung? Tentu saja karena, mengapa hal ini terjadi? Bagaimana saya mempertanggungjawabkan hal ini kepada orang tua yang membiayai selama menimba ilmu di negeri rantau? Yang membuat aku takut juga, apa yang harus aku katakan kepada Bapak saya yang selama ini selalu menanyakan progress TA setiap saya pulang kerumah? Memang ini semua salah saya, sepenuhnya salah saya. Saya orang yang malas dan cenderung suka bercanda dan bermain-main, sering bertindak konyol dan kurang mampu memotivasi diri untuk bekerja keras dan berusaha maksimal. Saya merasa sedih. Tentu saja karena saya merasa tidak bisa bertanggung jawab atas semua ini dan saya mulai berpikir bagaimana perasaan orang tua saya? Bagaimana mereka bekerja keras untuk membiayai saya hidup di luar kota? Belum lagi 2 adik saya yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP dan kelas 3 SMA. Di tahun 2015 yang akan datang ini, tentu akan butuh biaya besar lagi untuk melanjutkan jenjang pendidikan mereka. Bagaimana ini? Pikiran inilah yang membuat saya merasa kacau malam ini hingga tidak bisa tidur.



Skripsi… Oh, skripsi…!! Ya Allah, hamba mohon kepada-Mu, berikan hidayah-Mu kepada hamba yang dilanda kebingunan ini. Berilah segala yang pantas dan mampu menolong hamba dari keluar dari kebingunan ini. Datangkan apa yang hamba butuhkan untuk menyelesaikan tanggung jawab ini. Bantulah hamba untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh kedua orang tua hamba, serta kabulkanlah do’a kedua orang tua hamba. Ya Allah, hamba mohon kepada-Mu, berilah, datangkan, tunjukkan apa saja yang dapat menolong hamba. Apa pun itu, motivasi, inspirasi, semangat, kemauan, dorongan, baik dari dalam sendiri, orang lain ataupun lingkungan.Ya Allah, sesungguhnya Engkau tempat kami memohon dan meminta. Hanya kepada-Mu lah kami bersujud dan berdo’a. Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyanyang hamba-Nya. Aammiinn… Ya robbal alamiiinnnn….

December 18, 2014

Jose Alberto Mujica Cordano, Presiden Uruguay yang Idealis, Termiskin dan Kontroversial.

Di dunia ini baru ada dua presiden penyandang ikon paling idealis, paling miskin, dan kontroversial. Yang pertama ialah Ahmadinejad Presiden Iran, dan yang kedua Jose Mujica Presiden Uruguay. Sekarang giliran Jose Alberto Mujica Cordano. Tentu sudah banyak yang tahu bila Jose menjadi presiden termiskin karena dari gajinya setiap bulan, 90 persen - setara 12.000 dollar AS atau hampir Rp 120 juta - didonasikan untuk berbagai kegiatan amal. Artinya, dengan mendonasikan sebagian besar gajinya sebagai presiden untuk rakyat miskin dan pengusaha kecil, maka setiap bulan Mujica hanya menerima kurang dari Rp 800.000. 


 lo-de-alla.org

Pada 2010, ketika kekayaan pribadinya diumumkan—yang merupakan kewajiban pejabat publik Uruguay, saat itu total kekayaan Mujica hanya 1.000 dollar AS atau kurang dari Rp 10 juta. Uang sebanyak itu hanya bisa digunakan untuk membeli sebuah mobil VW Beetle keluaran 1987. Bukan itu saja, Jose yang kerab dipanggil Pepe ini  juga menolak tinggal di kediaman resmi kepresidenan di ibu kota, Montevideo. Mujica lebih memilih tinggal di tanah pertanian di luar ibu kota. Bahkan, jalan menuju kediaman Mujica belum dilapisi aspal.

Tak ada penjagaan ketat pasukan elite kepresidenan. Hanya dua polisi dan anjingnya yang hanya memiliki tiga kaki, Manuela, yang terlihat mengawasi di pintu masuk pertaniannya. Di pertaniannya, Mujica dan istrinya bahkan menanam sendiri bunga-bunga yang menjadi pemasukan baginya. Kehidupan Jose mungkin membuat banyak orang terheran-heran, bagaimana mungkin orang nomor satu bisa berlaku seperti ini.

"Hampir seluruh hidup saya habiskan dengan cara seperti ini. Saya bisa hidup baik dengan apa yang saya miliki saat ini," kata Mujica sambil duduk di sebuah kursi tua di kebunnya.

Bila kita mencari sosok inspiratif seorang pemimpin sejati, rasanya layak Jose menjadi kadidat terbaik di masa sekarang. Seseorang berpandangan idealis biasanya hanya saat menjadi mahasiswa atau aktif dalam pergerakan di masa muda. Biasanya sikap revolusioner ini akan pudar dengan sendirinya saat usia bertambah, apalagi ketika "kursi empuk" dalam pemerintahan ditawarkan padanya. Anda pasti bisa melihat sendiri pada semua tokoh yang sekarang menjadi pragmatis padahal dulu saat era reformasi begitu vokal, bukan?



thehindu.com

Tidak demikian halnya dengan Pepe. Di masa muda, selama 1960-an sampai 1970-an, dia adalah anggota pemberontak Tupamaros, kelompok bersenjata berhaluan kiri yang terinspirasi revolusi Kuba. Dia pernah enam kali tertembak dan mendekam 14 tahun di  penjara. Sebagian besar masa penahanannya dilalui dalam kondisi yang sangat buruk dan dalam sel isolasi.

Namun, masa-masa pahit yang penuh perjuangan itu tetap meneguhkan hati dan pandangan Pepe yang idealis. Dia tidak serta-merta jadi "aji mumpung" ketika kedudukan datang menghampirinya. Sebelum menjadi presiden, Pepe menjadi senat dan kemudian di tahun 2005 diangkat sebagai Menteri Peternakan Pertanian dan Perikanan oleh Presiden Urugay Tabaré Vázquez. Di tahun 2008 Pepe mundur dan kembali menjadi senat hingga akhirnya terpilih sebagai Presiden tahun 2009.

Kontroversial

Sebagai Presiden Uruguay, Pepe baru-baru ini menelurkan keputusan kontroversial masalah legalisasi ganja. Apa alasannya? Selama puluhan tahun, Uruguay dan negara-negara kawasan Amerika Latin terkenal dengan kartel narkoba yang sering menimbulkan aksi kekerasan. Monopoli harga dan perdagangan juga jadi mainan para kartel. Mereka yang sebenarnya jadi pengendali roda pemerintahan di negara-negara tersebut.

Solusi Jose Mujica yang melegalkan ganja sekaligus mengambil alih posisi negara pemasok tunggal akan menghantam para kartel tersebut.  Keterlibatan sebuah negara seperti Uruguay yang merusak harga pasaran ganja karena jauh lebih murah daripada harga di pasar gelap secara tidak langsung "mengerdilkan" kekayaan para kartel.  Nyatanya pemerintahan Uruguay tetap mengendalikan sisi legalitas ini. Kepemilikan ganja diperbolehkan, tetapi bisnis jual-beli dan distribusi tetap ilegal. Penjualan akan dikenakan pajak.

Terkadang keputusan seperti yang diambil Jose tidak bisa diterima oleh akal sehat. Walau mungkin ada manfaat yang dirasakan. Sebagai perbandingan, Ali Sadikin saat menjabat Gubernur Jakarta di tahun 1970-an melegalkan judi dan pelacuran dengan pengawasan tentunya. Hasilnya, Jakarta tumbuh pesat masa tersebut karena penghasilan daerah menjadi gemuk. Demikian juga sikap Jose Mujica. Menjadi idealis dan kontroversial tentu pilihan hidupanya.

"Banyak yang mengatakan saya orang tua gila atau eksentrik, tapi ini adalah masalah pilihan," ungkap Jose.

Apakah salah disebut gila namun menghasilkan perubahan positif bagi banyak orang, dan menjadi teladan sebuah keteguhan hati? Bukankah seharusnya sosok pemimpin sejati seperti ini?